MI Kresna didirikan pada tahun 1963 oleh umat Islam Mlilir di kalangan warga Nahdlotul Ulama'. Pendiri lembaga pendidikan ini berawal dari keinginan untuk memiliki lembaga pendidikan tingkat dasar yang bernuansa islami untuk putra-putri mereka. Sekaligus dapat digunakan sebagai media pengembangan agama Islam di masyarakat. Tokoh-tokoh pendirinya yaitu:
- H. Siradj Baedlowi
- H. Sofyan Askandi
- KH. Tohir Yasin
- Bapak Abudaris
- H. Abdul Wahab
- Bapak Moechtar Asy'ari
- Bapak Mudja'i Sofyan
Adapun nama yang dipakai untuk madrasah ini memang agak aneh, artinya kurang lazim dipakai oleh madrasah, yaitu MI Kresna.
Sebagaimana disebut di depan, lembaga pendidikan ini didirikan selain untuk putra-putri orang NU sendiri, juga diharapkan sebagai media pengembangan agama di tengah-tengah masyarakat. Mengingat kata madrasah pada waktu itu oleh masyarakat sering dianggap khusus untuk anak-anak kaum santri dan disebut "sekolah arab", maka penggunaan nama kearab-araban sengaja dihindari. Ini dimaksudkan agar dalam mencari murid nantinya tidak mengalami kesulitan, karena tidak dianggap sebagai sekolah khusus santri.
Pada awal berdirinya juga sengaja tidak menggunakan istilah MI, melainkan SD sebagaimana yang telah dikenal masyarakat awam. Dan dipakailah nama KRESNA, nama tokoh pewayangan yang sudah akrab di hati masyarakat pedesaan. Yaitu, Raja Negeri Dwarawati titisan Bathara Wisnu yang dikenal amat bijak dan mengetahui apa yang terjadi saat ini serta tahu kejadian yang masih akan datang. Ini lambangan pengajaran yang diberikan selain ilmu umum (dunia sekarang) sekaligus ilmu agama (kehidupan masa datang atau akhirat). Setelah berjalan beberapa tahun dan mempunyai kedudukan yang mantap di masyarakat, barulah lembaga ini secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai Madrasah Ibtidaiyah, sesuai ketentuan Departemen Agama.
Namun yang lebih penting lagi, perlu diketahui bahwa nama "KRESNA" itu sendiri sebenarnya adalah sebuah singkatan atau akronim dari Kreta Sampai Nirwana. Maksudnya sebagai wahana perjuangan bersama umat Islam dan kendaraan yang akan membawa putra-putri mereka ke surga. Dan kalau KRESNA itu disebutkan sebagai titisan/jelmaan WISNU, terkandung pula makna bahwa MI KRESNA inipun titisan/jelmaan dari cita-cita WISNU yang singkatan dari Warga Islam Nahdlotul Ulama'. Ternyata pemilihan nama tersebut penuh pertimbangan dan mempunyai makna filosofi yang amat dalam.
Wawancara dengan Kepala MI Kresna periode 1967-2007, Bapak H. Rachmat Abudaris, BA)
Komentar
Posting Komentar